
3.119 Santri Samit Al Multazam Pecahkan Rekor Muri Tulis Al-Quran Iqro’ Bil Qolam, metode Follow the Line

Sebanyak 3.119 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Samit Al Multazam mengikuti penulisan Al-Qur’an dengan waktu kurang dari 10 menit di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Sabtu (11/2/2012) kemarin. Kegiatan tersebut tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri).
“Berdasarkan catatan kami, jumlah peserta menulis Alquran di Pesantren Al Multazam ini melibatkan 3.319 santri dengan waktu tercepat 4 menit 19 detik oleh Riska. Hal ini berarti telah memecahkan rekor Muri yang sebelumnya pernah diselenggarakan di Tangerang, Banten yang diikuti 604 peserta dan di Jakarta sebanyak 1.208 peserta,” kata Manager MURI Jusuf Ngadri dalam rilis yang diterima detikbandung, Minggu (12/2/2012).

Secara resmi, Piagam MURI diserahkan Ngadri kepada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Pimpinan Ponpes Adin Nurhaedin. Heryawan menyatakan, mushaf-mushaf Alquran yang telah ditulis oleh para santri tersebut selanjutnya akan dikumpulkan untuk kemudian disusun dan disatukan menjadi mushaf Al-Quran utuh.
“Melalui Yayasan Iqro” Bil Qolam, mushaf-mushaf tersebut akan dikoreksi kembali jika ada kesalahan penulisan, kemudian akan disusun dan dijilid kembali, sehingga menjadi mushaf Alquran utuh,” tegas Heryawan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut yakni dengan menulis Alquran selama 10 menit. Teknis penulisan Alquran sebanyak 30 juz tersebut dibagi per juz kepada 30 kelompok. Komando penulisan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Jabar yang sebelumnya telah menulis halaman pertama yakni Surat Al-Fatihah di atas podium. Usai memberi komando penulisan, Heryawan langsung berkeliling lokasi untuk meninjau sekalgus member semangat kepada para siswa menulis Al-Quran.
Dalam sambutannya, Heryawan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kegiatan penulisan Al-Quran yang pada akhirnya dicatat sebagai sebuah Rekor oleh MURI. Dirinya berharap kegiatan ini sebagai upaya mendorong memajukan peradaban. Dengan bekal ilmu, iman dan takwa menjadi bekal masyarakat untuk membangun peradaban yang lebih baik lagi.
“Insya Allah ke depan, Indonesia akan menjadi negara yang termaju dalam peradaban dunia, karena mampu memadukan Imtaq dan Iptek,” ucapnya.